soul

soul
don't let the rain fall

Mengenai Saya

Foto saya
tentukan... temukan...perjuangkan...pertahankan... semua hal yang ingin kau dapatkan, cita-citakan, impikan...

Senin, 28 Februari 2011

bermimpi sebelum tidur..

Sedikit berkhayal..

Aku sudah lama menginginkan ini, sangat menginginkan ini. American Classic Car!

Jadi, karena itu masih terasa sangat nggak mungkin untuk saat ini, aku hanya ingin berkhayal dulu. Berkhayal memilikinya. hehe..

Hari minggu kemarin, waktu liat Highlight Otomotif ada liputan mengenai busnis mobil mobil klasik gitu. Aku lantas bangun dari rencanaku untuk tidur dan dengan semangat nonton liputan itu. Aku semakin tertarik saja dengan si Mobil-mobil klasik itu. Apalagi mobil klasik Amerika, aku ingin sekali memilikinya.

Setelah liputan tentang mobil-mobil klasik itu habis, kau kembali ke kamar dan meneruskan rencana yang urung ku laksanakan tadi, tidur. hehehe.. Tetapi sebelum tidur, aku sempat berangan-angan dulu. Misalnya saat ini aku mulai menabung dan bila suatu saat nanti uda cukup uangnya, aku ingin beli mobil sendiri.


Aku ingin beli mobil Ford Mustang GT tahun 1966 kayak gini. Aku membayangkan betapa kerennya berkendara dengan mobil keren ini. Huuuuuaaaaaa!! (sparkling mukanya kaya di kartun) Kereeeeeeen buaaangeeet!!! Pergi kuliah pake mobil super keren kaya gini pasti asik!

Tapi kemudian aku sadar, aku kan nggak bisa naik, eh nyetir mobil. Hmmm, jadi sebelum beli mobil, aku mau les nyetir dulu, sama mas NN. Hahaha.. Bagus bagus bagus!!

Terus, mobilnya mau aku kasih alarm anti maling, biar kalo ada yang nyoba nyolong mobil kesayanganku ini bakal ketahuan, terus orang-orang pada tau ada maling, tu maling di kejar dan di gebukin rame-rame. hahaha, sukuri dah, siapa suruh nyoba nyolong mobilku! :D

Hmm, oh iya, aku mau ngasih nama buat mobil ku ini. Tapi aku belum dapat nama yang bagus. Aku sudah terlanjur tidur duluan. hehe.. Ada yang mau membantuku memberi nama untung si Merah ini?? tell me please!! ;D

(penyakit gila nomer 2, obsesif kompulsif mobil klasik)

Minggu, 27 Februari 2011

sedikit terinspirasi kembali, Buried Alive by Divan Semesta


Buried Alive, buku yang berisi pemikiran-pemikiran sang penulisnya, Divan Semesta ini membuatku jadi berfikir tentang banyak hal. Mulai dari hal yang sangat sepele bahkan konyol, sampe pada hal-hal berat semisal politik, pemilu, ideologi, teologi, bahkan tentang terorisme.

Saat ku membelinya beberapa bulan yang lalu, entah karena kurang waktu atau memang lagi tidak mood baca, sampai ku menulis post ini pun aku belum selesai membacanya. hehe.. :) Saat membelinya aku tidak berpikir tentang isi keseluhannya. Saat itu, aku di toko buku (baca: Togamas) bersama kakak ku. Aku tidak berniat sama sekali buat beli buku, tapi aku coba liat buku-buku terbitan anomali (bukunya asik-asik buat dibaca). Dan bertemulah aku dengan buku ini. Aku sempat membaca beberapa bab depannya dan tertarik untuk membelinya. Dan dengan sedikit gimana gitu (terlalu sayang ma duit nih), aku membeli buku ini.

Sebenarnya, seperti buku-buku anomali lain, buku ini enak dibaca, bahasanya asik deh pokoknya. But, saat hal yang dibicarain sama Mas Divan ini agak sedikit berat dan berbobot, bahasanya jadi sulit saja untuk di ikuti. Bahasanya tingkat tinggi, dan buatku seperti baca kitab sanskerta saja, nggak tahu artinya. Ya jadinya cuma asal saja bacanya kadang-kadang.

Tapi, sejauh yang sudah ku baca sampai sekarang ini, aku jadi sedikit banyak tahu tentang agama Islam, jihad, dan lain sebagainya. Tentang jihad ini, aku sedikit takut membaca apa yang Mas Divan tulis. Begitu membaranya beliau menulis tentang para pejihad ini. Begitu menggelora. Juga tentang bagaimana seharusnya kita melancarkan bom-bom agar tepat sasaran. Bukan asal ngebom seperti para teroris-teroris itu. Sasaran yang tepat maksudnya juga bukan ngebom gedung putih atau markasnya israel. Tapi sasaran yang tepat itu maksudnya kita ngasih ancaman untuk para penjahat kerah putih, ngebom tu para mafia-mafia hukum biar ludes, melakukan penyerangan terhadap bandar-bandar narkoba, dan lain-lain. Selain itu, aku juga setuju apa yang dikatakan penulis mengenai stasiun-stasiun televisi kita yang banyak menyiarkan tayangan-tayangan yang nggak bermutu banget! Dan itu harus di hilangkan dari layar televisi karena dapat merusak moral. Dan lagi, media masa itu telah diberi racun oleh islael. Mereka kuat karena mereka menguasai media masa di seluruh dunia. Dengan menguasai media mereka berusaha untuk mempengaruhi opini masyarakat sehingga masyarakat mempercayai hal-hal yang salah. Jadi harap selektif dalam menerima info-info dari media masa, apalagi televisi. Karena siapa tau telah ada rekayasa disana.

Mas Divan ini dalam bukunya juga banyak menulis tentang betapa mulianya Rosulullah SAW. Misalnya tentang kasih sayang dan cintanya yang tulus kepada istri-istrinya. Suatu ketika salah satu istri beliau bertanya, "Siapakah yang paling engkau cintai?". Dan Rosul menjawab, "Yang aku cintai adalah yang aku beri cincin". Dan ternyata setelah beliau wafat, istri-istrinya baru mengetahui bahwa mereka semua di beri cincin oleh Rosulullah. Betapa lembutnya hati beliau dalam menjaga setiap perasaan wanita. Hmmm,, seandainya ada laki-laki yang begitu mulia juga menjaga hatiku seperti Rosul, alangkah bahagianya aku (maaf, malah curhat). Tetapi, di samping kelembutan dan kemuliaan hati beliau, Rosulullah juga adalah seorang yang, seperti kata Mas Divan, seorang War Lord, raja dalam perang. Beliau akan memerangi siapa saja yang dengan sengaja memerangi Islam. Dan terbukti dari sekian banyak perang yang beliau pimpin, hanya sekali pasukan Islam kalah.

Ada salah satu bab dari buku ini yang membuatku jadi ingin menulis. Seperti yang Mas Divan katakan, ide itu akan terus mengganggumu kecuali kau telah memenjarakannya dalam sebuah tulisan. Dan sejenak aku berhenti membaca dan menulis post ini. Aku ingin kalian yang membaca blogku ini tertarik untuk membaca juga bukunya. Karena kata orang, orang akan mengajak orang lain untuk membaca buku yang dia suka. Dan aku suka buku ini, karena sedikit banyak telah menginspirasiku untuk menulis. Jadi, kalau tertarik, boleh pinjam padaku atau mau beli sendiri juga nggak apa-apa. hehe..:)

Aku mau ngelanjutin baca dulu, jadi sekian dulu ya..

Sabtu, 26 Februari 2011

hujan, aku bosan dengannya..

bosan dengan hujaaan!!
kenapa hujan terus saja turun??
kenapa musim hujan g pergi0pergi juga sih??
hmmft..

bosan dengan hujaaan!!
aku tak tahan dengan dinginnya..
aku tak suka dengan suaranya..
aku benci dengan semuanya!!

aku ingin hari ini melihat matahari!!
aku ingin malam ini melihat bintang-bintang!!
aku benar-benar merindukannya..

Jumat, 25 Februari 2011

sakit

aku sakit dan kau malah berkata, " Cekakak! Sokor!!"

hmm.. serasa sakit ini bertumpuk-tumpuk saja..
huh!!

Senin, 21 Februari 2011

perang dingin.. brrr

maaf Tuan kalau saya mengganggu kesibukan Anda
tapi bisakah Tuan membantu saya sejenak?
bisakah Tuan keluar dan pergi dari sini sekarang?

maaf bila menyinggung perasaan Anda, Tuan yang terhormat
tapi taukah Tuan bahwa keberadaan Anda di sini mengganggu saya?
taukah anda bahwa yang Anda lakukan itu amat sangat mengganggu?

maafkan saya, Tuan, bila saya lancang berbicara di hadapan Anda
Saya tau begitu tinggi posisi dan jabatan Tuan di tempat ini
tapi sebaiknya Tuan jangan semena-mena memanfaatkan jabatan tuan itu untuk menindas saya dan membuat saya amat menderita

maaf yang sebesar-besarnya Tuan bila say salah kata
tapi tempat ini adalah milik saya pada mulanya
dan tuan telan dengan begitu saja mencurinya dari saya

jadi Tuan mari kita bagi adil tempat ini untuk kita berdua
tapi untuk saat ini saja, saya mohon Tuan pergi dulu sejenak
saya sedang ingin tidak diganggu oleh tuan
Bisakah?
Bisakah Tuan berkenan pergi sejenak dari pikiran dan hati saya?
dengan Tuan yang terus saja berkeliaran di sana, saya sulit berkonsentrasi

Minggu, 06 Februari 2011

dimana?

Dimana kau saat ini, saat ku butuhkan kehangatan sinar mu yang lembut seperti sutra?

Dimana kau sekarang, saat hujan terus menerus turun tanpa kenal lelah dan ampun?

Dimana kau berada, saat kerinduanku akan dirimu tak tertampung lagi dan tak lama lagi pasti meluap?

Dimana? Dimana? Dimana?

Dimana dirimu, matahariku??

Kembali berkhayal..

Aku ingat kembali. Apa yang dulu sering kita lakukan bersama-sama. Apa yang selalu kita agungkan bersama-sama. Apa yang menjadi minyak dalam kobaran api semangat kita..

Suatu malam ketika ku sedang berbicang seru dengan bintang dan bulan. Aku teringatkan suatu waktu ketika kita masih sering menghabiskan waktu bersama memandang bintang dan bulan dengan takjub mengagumi keagungan Tuhan. Melayangkan angan-angan untuk sampai kesana suatu saat nanti.

Suatu siang ketika ku kerap bercengkrama dengan sang maha hari. Aku teringatkan suatu waktu ketika kita masih sering mengabiskan siang dengan bermain bersama burung-burung yang beterbangan kesana kemari memamerkan kebebasan mereka. Melayangkan angan-angan untuk bisa terbang layaknya burung yang bebas pergi kemanapun tanpa takut tersesat.

Suatu pagi ketika ku acap kali harus bersantap bersama fajar yang menyingsing. Aku teringatkan suatu waktu ketika kita masih sering menyongsong pagi dengan mendendangkan syair yang lautan ciptakan bersama ombak dan karang. Melayangkan angan-angan untuk bisa menyeberangi seluruh lautan yang ada dengan kekuatan layaknya ombak dan ketangguhan seperti karang.

Tapi sekarang, aku sudah lupa bagaimana cara mengkhayal kawan. Sesuatu telah hilang dariku, sesuatu yang dulu kita banggakan. Sesuatu itu telah tergantikan, dengan seseorang. Aku ingin kembali dapat berkhayal bersamamu, tapi kali ini, akan ku ajak seseorang itu..

Kepada sang musuh..

Apa yang terjadi padamu dan apa yang merubahmu aku tak tahu. Aku masih belum percaya ini, apa yang ku saksikan saat malam-malam yang dingin menggigit, tiba-tiba saja kau mengayunkan pedangmu ke leherku. Entah mungkin karena ku telah memiliki firasat, tubuhku refleks dengan sendirinya menghindar dari ancaman mata pedangmu yang tajam bagai mata elang..

Untuk sekejab aku mematung di tempatku berdiri saat itu, tak tahu harus bagaimana dan tak paham bagaimana bersuara. Terlalu mendadak apa yang kau lakukan itu. Aku sama sekali masih asing dengan semua tindakanmu. Ku pikir aku sudah mengenalmu luar dalam, dari kulit ari sampai dengan hatimu..ternyata tidak.

Kalau itu yang kau mau, aku siap jadi musuhmu..

Kamis, 03 Februari 2011

I Hate you As Much as i Love You

kata orang benci dan cinta itu sebelas dua belas, hampir sama maksudnya, susah untuk dibedakan..

Benarkah?

coba aku pikir sebentar.. hmmm.. yeaah, mungkin ada benarnya..
tapi mungkin bukan hampir sama, tapi berdekatan, antara benci dan cinta itu,,

misalkan saja bila sepasang kekasih yang tadinya saling menyayangi, bahkan mengaku saling mencintai, tapi saat hubungan mereka putus, rasa cinta itu digantikan dengan rasa benci yang sangat besar..atau misalnya, seperi di sinetron atau film-film, yang tadinya benci setengah mati bisa jadi saling menyayangi..
itu mungkin sudah biasa, kalian sudah tau semuanya..

hmm..
tapi kalau kasusnya sepeti ini bagaimana?
I hate you as much as I love you..
aku membencimu sebesar aku mencintaimu..

ini yang aku rasakan beberapa saat yang lalu, dan aku bingung saat memikirkannya sekarang..

keinginanku untuk membunuhnya sebesar keinginanku untuk selalu melindunginya
keinginanku untuk melepaskannya sebesar keinginanku untuk selalu memeluknya
keinginanku untuk membalas dendam padanya sebesar keinginanku untuk memberinya yang terbaik
keinginanku untuk melukai hatinya sebesar keinginanku untuk tak mengecewakannya
kebencianku telah meluap seperti kasih sayang yang selalu ku curahkan untuknya..

sekarang,
aku sebenarnya membencinya atau mencintainya??
pilihannya:
aku terlalu membencinya sampai aku tak sadar aku telah mencintainya, atau
aku terlalu mencintainya sampai-sampai aku aku begitu membencinya saat dia meninggalkanku, berulang kali...

hujan, aku masih membecinya..

Musim hujan saja belum berakhir, malah baru dimulai, tapi kau telah pergi lagi..
Aku tak akan pernah menyukai hujan seperti kau menyanjungnya. Alasanku tak menyukainya adalah alasan kau mengagungkannya..
Kau bilang kau suka hujan karena hujan datang membawa hawa dingin yang menentramkan. Dan aku, alasanku membencinya adalah karena itu, karena hujan membawa hawa dingin yang menentramkan sampai-samoai kau tak menyadari ia telah masuk merasuk dalam daging dan tulangmu, menggerogoti tubuhmu, dan mati..
Terlalu sadis kah? Atau terlalu membingungkan, hah?
Ah, sudahlah.. aku rasa itu...hanya aku yang berpikir seperti itu..
Yang pasti, aku kini kembali sendiri saat hujan yang selalu kau tunggu-tunggu turun membawa pasukan sekutunya, hawa dingin itu, yang membuatku semakin merana dengan hentakan keras dingin penuh kerinduan padamu, matahari..
Dan aku kembali mengingatmu..

saat tengah malam..

Ketika malam kembali hadir ketika aku hampir saja lupa akannya. Ketika saat itu aku mulai menyadari kedatangan para tentara malam yang yang membuat malam ini sedingin di kutub. Aku kembali teringatkan akan dirimu.

Kau yang telah memutuskan untuk pergi menjauh dariku. Entah untuk apa itu aku tak peduli ataupun tak ingin tau alasannya. Yang ku tahu hany aselembar surat yang kau tinggalkan untukku. Yang memintaku untuk tetap membeku menunggumu sampai malam berakhir, entah kapan.

Tak taukah kau aku tak tahan dengan kedinginan yang malam hadirkan ini? Terlalu menusuk tasanya, sampai perih hati rasanya ingin menangis. Ku pikir kau sudah tau. Ah, seandainya saja kau tahu..

Hingga kapan kau akn terus membodohiku? Merayuku dengan segala janji-janjimu? Katamu kau kan memelikku saat dingin malam serasa akan mencekikku?

Tapi kini kau malah seenaknya pergi meninggalkanku. Aku tak kuat untuk beranjak, baik menjemputmu atau maninggalkanmu. Tubuhku membeku, terlalu dingin untukku..

Selasa, 01 Februari 2011

fall down!

this is....
i can' t say anything..
this is make me feel i'm fall from the high place..
never feel like this before,
i'm so sad, confuse , depress,

what can i do?
what should i do?

apakah aku sebodoh itu teman-teman??