Aku pernah bertanya pada siang
“ Pernahkah kau bertemu malam?”
“ Pernahkah kau bercakap-cakap dengan bulan?”
“ Kenalkah kau pada kegelapan?”
Aku pernah bertanya pada pena
“ Bagaimana rasanya menggores kertas?”
“ Bagaimana rasanya menuangkan isi tentamu?”
“ Tak takutkan kau mengotori kertas putih?”
Siang tak tak menjawab
Ya, aku tahu mengapa…. Kasihan sekali dia
Mustahil, mungkin tepat untuknya
Dan pena tahu semua jawabannya
Ia akan senang dapat menggoreskan tintanya
Ia lega dapat munuangkan isinya
Ia tak takut kertas putik kotor karenanya
Karena ia yakin kertas tak akan menolak
Karena ia yakin dengan begitu kertas akan berharga
Aku iri pada pena….karena ia tahu…
Bagaiman menjadi tahu
Bahwa aku adalah siang
Yang tak akan pernah bisa menemukan bintang
matahari juga bintang hlo..
BalasHapusjangan remehkan matahari..
oke deh!!!
BalasHapussetuju aja aku...!!!
MATAHARIKU!!!!